Rabu, 28 Oktober 2020

FILOSOFIS "MERDEKA BELAJAR" PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA

Beliau adalah Bapak Pendidikan Indonesia. Beliau lahir di Yogyakaryta tanggal 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Hari kelahirannya diperingati oleh Bangsa Indonesia saat ini sebagai Hari Pendidikan Nasional, karena kiprahnya yang menginspirasi dalam bidang Pendidikan di zaman kolonial melalui pemikiran-pemikiran beliau, serta perannya mendirikan Taman Siswa. Taman siswa yang didirikan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada rakyat Indonesia memperoleh pendidikan di zaman kolonial. Pada zaman tersebut pendidikan hanya dapat diperoleh orang-orang tertentu dan hanya untuk kepentingan serta keuntungan dari pemerintah kolonial saja. Guru sebagai pusat pembelajaran, sumbner belajar, dan dapat menentukan batas kemampuan yang dimiliki siswa.
Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang bearadab yaitu manusia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai yang dapat diteruskan dan diwariskan. Menurut Ki Hajar Dewantara:
"PENDIDIKAN ADALAH TEMPAT PERSEMAIAN BENIH-BENIH KEBUDAYAAN DALAM MASYARAKAT"
Pengajaran merupakan bagian dari pendidikan yaitu proses pendidikan dalam memberikan ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Hal penting yang harus diperhatikan dalam penagajaran yaitu:

Jadi, jika selama ini proses pembelajaran yang kita lakukan hanya di dalam kelas, mengajar dengan metode pembelajaran yang tidak bervariasi yaitu menggunakan metode ceramah dengan dalih ketuntasan materi, menjadikan diri kita sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, dan lebih mengkondisikan pembelajaran dalam keadaan pasif sehingga situasi pembelajaran lebih mudah dikelola, maka hal tersebut sama saja dengan cara pendidikan di zaman kolonial, mengungkung kemerdekaan belajar peserta didik.
 
Lalu  pembelajaran seperti apa yang diharapkan dalam " Merdeka Belajar"?

Merdeka belajar bukan berarti peserta didik dibiarkan begitu saja bertindak semaunya di dalam kelas. Kita juga harus tetap mengingatkan bahwa hidup peserta didik bukannya hidup pribadinya tapi juga terkait dengan orang lain yaitu hidupnya bermasyarakat sehingga ada aturan-aturan yang tetap harus dipatuhi. Sesuai dengan pemikiran-pemikiran yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara, jika diinterpretasikan yaitu pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik yaitu yang menjadikan peserta didik sebagai subjek belajar, melestarikan kearifan lokal yang ada di sekitar peserta didik (kodrat alam), dan menggunakan metode, media pembelajaran yang bervariasi yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kompetensi dasar yang akan dicapai, sesuai dengan perkembangan zaman (kodrat zaman), melatih dan mengembangkan kecakapan hidup, serta yang hal yang paling utama adalah pembentukan karakter peserta didik. 
Keterampilan-keterampilan yang sangat perlu untuk dilatiha dan dikembangkan dalam proses pembelajaran di abad 21 ini  yaitu 4C (Critical Thinking, Creative, Collaboration, Communication). Pembelajarn yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan abad 21 itu diantaranya melalui discovery learning, problem base learning, project base learning, inkuiri. 

Untuk variasi dalam pembelajaran kita juga dapat merancang belajar sambil bermain seperti gambar berikut ini:
#CalonGuruPenggeraktahun2020 #LK.1.1.a.9