Minggu, 21 Februari 2021

MENGIMPLEMANTASIKAN MERDEKA BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Pada artikel yang telah saya tulis sebelumnya yang berjudul “Filosofis Merdeka Belajar Pemikiran Ki Hajar Dewantara”, bahwa merdeka belajar menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sehingga dapat menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dapat tercapai. Tujuan penididikan yang mulia tersebut dikemukakan oleh seorang Bapak Pendidikan Republik Indonesia yaitu Bapak Ki Hajar Dewantara. Tiga buah pemikiran beliau dalam yang fenomenal dan kita ingat hingga saat ini sebagai berikut:

Gbr 1. Ki Hajar Dewantara dengan 3 buah pemikirannya

Apakah yang sudah kita lakukan selama ini dalam pembelajaran selama ini sudah menunjukkan “Merdeka Belajar”?

Apakah kita sebagai pendidik dalam pembelajaran sudah menuntun segala kodrat yang dimiliki oleh peserta didik? 

Berikut peristiwa yang mungkin kerap kita jumpai dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Seorang guru yang bernama Bu Yanti mengajar mata pelajaran matematika di sebuah sekolah menengah pertama. Beliau senang sekali setiap pembelajaran peserta didiknya yang bernama Amalia, dan Pandu selalu menjawab dengan paling cepat dibandingkan dengan teman-teman yang lain.


Gbr 2. Pembelajaran di dalam kelas

Namun, hal ini menjadi dilema untuknya karena disaat dirinya harus memberikan penjelasan yang lebih rinci, bahkan ada yang harus dijelaskan secara berulang-ulang untuk temannya, sementara Amalia dan Pandu lebih cepat memahaminya. Apa yang harus dilakukan oleh Bu Yanti agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan para peserta didiknya yang beragam? 

Masih ingatkah rekan-rekan pembaca dengan "Budaya Positif"?

Mengingat salah satu cara membangun budaya positif di sekolah yaitu menganggap semua peserta didik memiliki potensi. Mungkin berbagai macam metode telah kita lakukan dalam pembelajaran. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapar menjadi salah satu solusi untuk dapat mengakomodir kebutuhan-kebutuhan peserta didik yang beragam, yaitu 

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat guru yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik.

Gbr 3. Kunci untuk mewujudkan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik

Menurut Tomlinson (2001), kita dapat mengkategorikan kebutuhan peserta didik berdasarkan 3 aspek yaitu:
1. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari metri baru.
2. Minat belajar
3. Profil Belajar, cntohnya yaitu gaya belajar (visual, auditory, kinestetik), jenis kelamin, latar belakang keluarga.

Karakteristik pembelajaran berdiferensiasi beserta contohnya sebagai berikut:
Strategi dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan 3 strategi yaitu:
1. Diferensiasi konten, misalnya menggunakan beragam media pembelajaran dalam memberikan materi pembelajaran.

2. Diferensiasi proses, yaitu dapat secara individual maupun kelompok dengan metode ataupun model pembelajaran yang bervariasi.
3, Diferensiasi produk, yaitu beragam produk dihasilkan oleh peserta didik dengan menyesuaikan dengan kesiapan belajar. minat, maupun profil belajarnya.

Apakah harus dilaksanakan 3 strategi tersebut dalam setiap pembelajaran? 

Jawabannya: Bisa ya, bisa salah satunya saja atau kombinasi dari 2 strategi, semua disesuaikan dengan keputusan-keputusan yang masuk akal (common sense) dari rekan-rekan guru semua agar dapat mewujudkan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik sehingga "Merdeka Belajar" dapat diimplementasikan sekaligus membangun " Budaya Positif" di sekolah.


#pendidikangurupenggerak
#pembelajarnberdiferensiasi






1 komentar: